“Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku ! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.”
(Mzm. 8:4-5)
Tidak ada seorangpun manusia yang tidak punya pergumulan. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk pergumulan dan seberapa besar pergumulan. Ada yang bergumul dengan sakit penyakit, masalah pekerjaan, masalah rumah tangga, atau masalah lainnya. Tetapi ada satu pergumulan yang lebih serius, yang harus dipikirkan yaitu pergumulan terhadap dosa.
Daud yang sudah dipilih Allah dan diurapi menjadi raja juga memiliki pergumulan. Pada awal ketika ia diurapi menjadi raja, ia bergumul dalam masalah rumah tangganya dan masalah kekuasaan karena anaknya Absalom ingin mengambil tahtanya bahkan membunuh ayahnya sendiri sehingga Daud harus melarikan diri dari satu tempat ke tempat lainnya.
Namun setelah keadaan sudah dipulihkan dan Daud bisa memerintah kembali sebagai raja, apakah Daud tidak memiliki pergumulan lagi? Tentu saja ada. Daud terus bergumul untuk satu hal bahkan sebenarnya sepanjang hidupnya ia terus bergumul akan hal ini. Apa yang menjadi pergumulan Daud? Dosa. Ya, Daud sangat bergumul dengan dosanya.
Pergumulan akan dosanya begitu terasa ketika ia jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Daud meniduri seorang wanita yang sudah bersuami. Lalu untuk menutupi dosanya, ia membuat jebakan yang buruk dengan menyuruh suami wanita yang ia tiduri itu untuk pulang ke rumah supaya ia tidur dengan istrinya, sehingga kejahatannya tidak diketahui orang lain. Daud mencoba menutupi dosa dengan melakukan trik lain yang sebenarnya juga dosa. Dosa yang coba ditutupi dengan dosa, sampai kapanpun tidak pernah akan menyelesaikan masalah.
Untuk beberapa waktu lamanya, Daud tidak insyaf akan perbuatan dosanya. Namun ketika nabi Natan diutus Tuhan untuk menegur Daud, saat itulah Daud benar-benar disadarkan dan insyaf. Ia langsung mengakui bahwa dirinya sudah berdosa kepada Tuhan. Ia disadarkan akan dirinya sendiri yang sudah sangat berdosa sehingga ia begitu bergumul dengan dosa. Iapun sadar dosa tidak bisa ditutupi dengan tindakan apapun juga. Semua itu justru memperbesar dosanya dan memperburuk keadaan. Dosa yang terus ditumpuk itu justru membuat ia melakukan kesalahan fatal sehingga Tuhan sangat murka dengannya.
Daud sadar satu-satunya penyelesaian dosa hanyalah dari Tuhan. Itu sebabnya ia semakin bergumul dengan dosanya dan ia tahu hanya Tuhanlah yang bisa membersihkan dan menghapus dosanya. Dengan hancur hati, Daud memohon kepada Tuhan, “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.”
Apakah yang digumulkan Daud, juga menjadi pergumulan kita saat ini? Apakah kita juga sadar akan segala kesalahan dan bergumul dengan dosa kita? Dosa sering dianggap enteng padahal dosa itu sangat berbahaya. Dosa tidak bisa ditutupi dengan tindakan apapun atau dosa lainnya. Orang yang bermain-main dengan dosa pasti berakhir dengan kehancuran. Setiap orang bergumul dengan dosa, termasuk saudara dan saya. Tetapi jika kita mau membuka diri, mengakui di hadapan Tuhan, dan bertekad untuk memperbaikinya, maka Tuhan akan mengampuni dan membersihkan dosa kita. Firman Tuhan berkata “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Amin.